Subscribe to our feed

Banner ukuran 125x125
The_JaeV

Rabu, 11 Maret 2009

Keindahan Hidup

Era perubahan yang kian hari disebut-sebut jumlah orang membuat dampak yang cukup signifikan kepada pola pikir manusia. Mereka kini tengah berlomba-lomba menggapai sebuah mimpi dan angan-angan. Apakah ini bisa terwujud?

Penomena ini terjadi sejak beberapa tahun yang silam. Dimana orang tengah mendambahkan sejumlah perbaikan taraf hidup mereka. Tetapi bukan mimpi yang berubah menjadi kenyataan. Mereka kini mulai terjerumus dengan kondisi kesulitan. Bagaimana untuk mengembalikan sesuatu yang hilang itu. Hanya Tuhan yang tahu! Dan kita semestinya bersujud kepada-Nya yang masa Esa tersebut. Buktikan bahwa kita mampu memperbaiki pola hidup yang baik ini menjadi lebih baik.

Jumat, 06 Maret 2009

liburan pengamen cilik

kira - kira sudah berapa kali ya saya melewati jalanan ngawi solo atao ngawi jogja,.. naik bis SK, kalo gak Mira kalo gak ya Eka,.. kalo diitung itung,.. krg lebih 5.5 tahun kos,.. pulang setiap 2 minggu sekali berarti ada 52 minggu dalam setahun dibagi 2 jadinya 21 minggu x 5.5 tahun sama dengan 115,5 kali,.. kalo bolak balik jadi sekitar 231 kali saya naik bis 5 tahun terakhir hehe gak penting,...

minggu ini kurang beruntung,.. karna dapet kursi paling belakang, sampai solo bisnya di oper lagi,.. tapi kurang beruntung masih tetap bisa dibilang beruntung kan? dari pada berdiri dari solo sampai ngawi,.. (saya pernah hehe). karna musim liburan, jadi bis penuh sesak,.. tapi sepertinya saya masih beruntung dibanding anak yang saya temui siang ini. yang lagi liburan di bis sumber kencono,..

seperti biasa bis selalu penuh dengan pengamen,.. siang itu ada pengamen cilik yang menyanyi 2 apa 3 buah lagu gitu,,, hari itu saya berani ngobrol sama pengemen. ini cuplikannya :
(percakapan asli dengan bahasa jawa,.. di dubing pake bhs indonesia,.. insyaALLAH seperti ini percakapannya)

saya : sekolah gak?
si anak : iya
saya : kelas berapa?
si anak : tiga
saya : bapak, ibuk?
si anak : bapak mbecak, ibu punya toko di madiun
saya : Rumahnya mana?
si anak : walikukun
saya : punya adik?
si anak : (mengangguk)
saya : kelas berapa?
si anak : satu
saya : mbak atau mas
si anak : (mengangguk) anaknya tujuh mbak,..
saya : gak takut ngamen di bis sendiri?
si anak : udah biasa
saya : mbak sama mas dimana?
si anak : ada yang dijakarta
saya : trus uangnya yang dari ngamen buat apa?
si anak : di tabung,..
saya : (tersenyum) dan bilang "sekolah yang rajin ya,..." ---> menasehati diri sendiri,.. :(

ngomong2 soal keberuntungan,.. bagaimana kalau orang2 beruntung yang sering mengiklankan diri untuk kampanye itu, menyumbangakan sedikiiit aja biaya iklan nya untuk sekolah anak-anak indonesia yang kurang beruntung??? jujur saya sama sekali tidak terkesan dengan iklan para pejabat,.. gak ada gunanya, mending buat bangun sekolah uangnya,.. jika 1 menit aja sampai 30 juta,.. dikali durasi nya,berapa kali sehari nya,.. berapa kali ditayanginnya. sudah berapa ya kalau dipake buat bantu orang??? yang real real saja kalau mau membantu,.. gak perlu diiklankan dulu... uangnya mubadzirrrr,..

semoga bisa dijadikan pelajaran,.. :)

wajah mereka

43 Pengamen Digiring ke Polwil Bandung

Jumat, 29 Agu 2008

pengamenBandung - 43 pengamen digiring ke Polwiltabes Bandung Kamis (28/8/2008). Mereka berhasil dijaring di sejumlah tempat dalam operasi cipta kondisi. Mereka harus membuat kesepakatan jika mereka tak akan turun lagi ke jalan.

Menurut Wakasat Samapta Kompol Hermansyah para pengamen tersebut berhasil dijaring di sejumlah tempat, seperti Dago, Alun-alun, Jalan Merdeka, Jalan Laswi, Jalan Gatsu, Buahbatu, Tegalega dan Jalan Kebon Jati.

“Mereka harus membuat pernyataan agar tak turun lagi ke jalan, karena banyak laporan dari masyarakat, jika banyak pengamen yang meresahkan seperti suka memalak,” ujarnya di Mapolwil Bandungk,jalan jawa.
Mereka tiba di halaman Polwil lengkap dengan peralatan ngemen mereka seperti gitar, kendang, biola, dan jimbe.

Salah seorang pengamen, Edi Rosadi (38), mengatakan setuju dengan isi kesepakatan tersebut. Namun dia akan tetap mengamen. “Tapi nanti saya ngamennya ke rumah-rumah,” ujar bapak dua anak ini. Dia mengaku penghasilannya dari mengamen Rp 45 ribu per hari.

Pantauan detikbandungg, sambil menunggu dipanggil untuk membuat kesepakatan, para pengamen memainkan musik dan bernyanyi di halaman Polwil.(ern/ern)(sumber:detikcom)